Isi Artikel Utama
Abstrak
Artikel ini membahas isu kepemimpinan perempuan dalam gereja melalui lensa filsafat teologi, dengan fokus pada ketegangan antara struktur patriarki dan prinsip koinonia. Patriarki dalam gereja tidak hanya membatasi peran perempuan secara struktural dan simbolik, tetapi juga memengaruhi pemahaman teologis tentang otoritas dan relasi dalam komunitas iman. Sebaliknya, koinonia, yang berakar pada relasi egaliter dan partisipatif di dalam tubuh Kristus, menawarkan paradigma inklusif yang menekankan kesetaraan, pelayanan, dan pemberdayaan semua anggota jemaat, termasuk perempuan. Analisis kualitatif deskriptif dengan studi kepustakaan dan hermeneutika teologis menunjukkan bahwa penerapan prinsip koinonia dapat memperkaya praktik kepemimpinan gereja, meningkatkan kohesi komunitas, dan memperluas akses perempuan dalam pelayanan formal, pendidikan, dan pengajaran teologis. Artikel ini menyimpulkan bahwa transformasi gereja menuju kepemimpinan inklusif bukan sekadar tuntutan sosial, melainkan panggilan teologis yang setia pada Injil dan hakikat gereja sebagai komunitas yang egaliter, partisipatif, dan penuh kasih.
