Jurnal Bajidakka https://jurnal.sttintim.id/index.php/bj <p><strong>Baji Dakka : Jurnal Filsafat Keilahian dan Pendidikan Agama Kristen </strong>adalah jurnal yang bertujuan memublikasikan karya-karya ilmiah di bidang teologi, terutama teologi kontekstual dan filsafat keilahian yang relevan dalam konteks indonesia. Nama jurnal terdiri dari dua kata kunci, yaitu: baji dan dakka. Baji berarti baik. Sedangkan dakka berarti melangkah. Baji dakka mengusung spirit melangkah pada jalan yang baik dengan upaya merefleksikan berbagai konteks kehidupan sosio-kultural-religius secara teologis dan filosofis. Jurnal baji dakka adalah lanjutan dari jurnal stft intim di makassaryang terakhir kali terbit tahun 2000. Terbit dua kali dalam setahun Isi artikel-ertikel yang dimuat tidak mencerminkan pandangan dari redaksi</p> <p><em>Diterbitkan Oleh</em> : Sekolah Tinggi FIlsafat Teologi Indonesia Timur di Makassar (STFT INTIM di MAKASSAR)</p> STFT INTIM di Makassar id-ID Jurnal Bajidakka 2477-6394 Antara Gereja, Masyarakat NTT dan Kasus Perdagangan Manusia: Sebuah Kajian Filosofis-Teologis https://jurnal.sttintim.id/index.php/bj/article/view/8 <p>Masalah perdagangan manusia yang ada di Nusa Tenggara Timur adalah masalah kemanusiaan tetapi juga masalah teologis. Oleh karenanya, sikap gereja dan segenap warga masyarakat NTT juga turut menjadi penentu bagi pemutusan mata rantai perdagangan manusia yang ada di NTT. Oleh karena itu, tulisan ini dimaksudkan untuk mengemukakan dengan jelas sekaligus terarah tentang bagaimana kontribusi gereja di NTT secara nyata dalam ikut serta menyelesaikan persoalan ini. Perlu juga ditegaskan bahwa tulisan ini bercorak reflektif dengan pendekatan filosofis-teologis dengan mengangkat isu kemanusiaan atau eksistensial. Agar tulisan ini bisa dirampungkan maka metode yang dipakai yakni studi pustaka dalam arti bahwa penulis akan lebih banyak memeriksa literatur-literatur yang ada, yang tentunya sesuai dengan kajian penulisan naskah ini. Kemudian, dari hasil penelusuran tersebut akan dielaborasi guna mendapatkan titik hubung akan masalah yang ditulis, dan tawaran solusi untuk bisa diperhatikan dan ditindaklanjuti.</p> Rolin Ferdilianto Sandelgus Taneo Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Bajidakka 2025-11-24 2025-11-24 1 1 1 16 Teologi Sangserekan sebagai Basis Persahabatan Universal Manusia Toraja https://jurnal.sttintim.id/index.php/bj/article/view/9 <p>Tulisan ini membahas konsep persahabatan universal yang jarang didiskusikan dalam teologi Kristen di Indonesia, padahal relasi ini mencakup hubungan manusia dengan sesama dan alam. Masifnya krisis ekologi dan konflik sosial di Toraja—seperti longsor akibat pengelolaan lahan yang tidak bertanggung jawab dan kasus pembunuhan saat upacara adat—menegaskan pentingnya menggaungkan konsep persahabatan universal di sana. Penelitian ini bertujuan membangun teologi lokal-konstruktif, yang disebut teologi <em>Sangserekan</em>, dari falsafah hidup Toraja untuk dijadikan basis persahabatan universal. Metode yang digunakan adalah studi literatur, dengan tahapan memilih literatur, pembacaan dan pencatatan, pengelompokan variabel, dan penulisan. Variabel yang dikerjakan meliputi rancang bangun teologi lokal Robert J. Schreiter, falsafah <em>Sangserekan</em>, penafsiran Kejadian 2:15, dan konstruksi teologi <em>Sangserekan</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa falsafah <em>Sangserekan</em> menolak antroposentrisme dan melihat semua ciptaan (<em>Lolo Tau</em>, <em>Lolo Patuan</em>, <em>Lolo Tananan</em>) setara. Konsep ini selaras dengan mandat Kejadian 2:15 untuk "mengusahakan" (<em>abad</em>) dan "memelihara" (<em>shamar</em>) Taman Eden, yang dimaknai sebagai tanggung jawab dan wujud ibadah. Oleh karena itu, teologi <em>Sangserekan</em> menjadi lensa konstruktif bagi manusia Toraja untuk menjalankan panggilan luhur membangun relasi yang harmonis dengan sesama dan alam.</p> Alvary Exan Rerung Elsa Novitra Ginting Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Bajidakka 2025-11-24 2025-11-24 1 1 17 30 Koinonia vs Patriarki: Menafsirkan Kepemimpinan Perempuan dalam Lensa Filsafat Teologi https://jurnal.sttintim.id/index.php/bj/article/view/6 <p>Artikel ini membahas isu kepemimpinan perempuan dalam gereja melalui lensa filsafat teologi, dengan fokus pada ketegangan antara struktur patriarki dan prinsip koinonia. Patriarki dalam gereja tidak hanya membatasi peran perempuan secara struktural dan simbolik, tetapi juga memengaruhi pemahaman teologis tentang otoritas dan relasi dalam komunitas iman. Sebaliknya, koinonia, yang berakar pada relasi egaliter dan partisipatif di dalam tubuh Kristus, menawarkan paradigma inklusif yang menekankan kesetaraan, pelayanan, dan pemberdayaan semua anggota jemaat, termasuk perempuan. Analisis kualitatif deskriptif dengan studi kepustakaan dan hermeneutika teologis menunjukkan bahwa penerapan prinsip koinonia dapat memperkaya praktik kepemimpinan gereja, meningkatkan kohesi komunitas, dan memperluas akses perempuan dalam pelayanan formal, pendidikan, dan pengajaran teologis. Artikel ini menyimpulkan bahwa transformasi gereja menuju kepemimpinan inklusif bukan sekadar tuntutan sosial, melainkan panggilan teologis yang setia pada Injil dan hakikat gereja sebagai komunitas yang egaliter, partisipatif, dan penuh kasih.</p> Ibrahim Ibrahim Noviyanti Pangalingan Aprianus Malan Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Bajidakka 2025-11-24 2025-11-24 1 1 30 49 Analisis Konstruksi antara Calvin dan Gutierrez: Gereja sebagai Perwujudan Kerajaan Allah bagi Kaum Miskin non-Kristen https://jurnal.sttintim.id/index.php/bj/article/view/7 <p>Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya titik temu yang dapat digali dari perbedaan John Calvin dan Gustavo Gutierrez dalam menjelaskan konsep Gereja sebagai representasi Kerajaan Allah bagi kaum miskin non-Kristen di Indonesia. Dengan melakukan studi pustaka untuk membandingkan pemahaman dua tokoh tersebut, tulisan ini menemukan bahwa pelayanan Gereja kepada kaum miskin non-Kristen di Indonesia dapat terwujud dengan melihat mereka sebagai keberadaan yang penting karena juga merupakan bagian dari rencana Kerajaan Allah. Tulisan ini memulai pembahasan dengan memperlihatkan bagaimana Calvin dan Gutierrez bergumul dengan konteks kemiskinan masing-masing. Tidak sampai di sana, pembahasan juga akan menyinggung soal kehadiran kaum miskin di tengah Gereja juga menjadi urgensi bagi Gereja untuk melihat kebutuhan mereka. Dengan demikian, setiap orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui aksi kasih Gereja yang membawa kaum miskin non-Kristen untuk melihat bagaimana mereka adalah bagian dari rencana Allah dan juga diundang untuk menikmati kasih Allah di dalam persekutuan dengan Gereja, bahkan sesama manusia lainnya.</p> Jonathan Cristian Wijaya Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Bajidakka 2025-11-24 2025-11-24 1 1 50 68 Teologi Pribadi dalam Konseling Pastoral: Pendekatan Naratif untuk Memfasilitasi Pemulihan dan Pertumbuhan Rohani https://jurnal.sttintim.id/index.php/bj/article/view/5 <p>Artikel ini akan mengkaji integrasi (penggabungan) antara teologi pribadi dan pendekatan naratif dalam konseling pastoral. Dalam dunia yang semakin kompleks baik secara emosional dan spiritual, konseling pastoral memerlukan pendekatan yang bersifat reflektif dan kontekstual. Konseling pastoral juga ditantang untuk tidak hanya bersifat psikologis tetapi juga mendalam secara spiritual. Dengan mengangkat narasi hidup individu serta menempatkannya dalam terang teologi pribadi yang berbasis pada pemahaman akan karya Allah. Artikel ini menunjukkan bahwa proses konseling dapat menjadi wahana transformatif bagi pemulihan luka batin serta pembentukan transformatif. Mazmur 147:3 menjadi dasar Alkitabiah yang menggarisbawahi peran Allah sebagai penyembuh hati yang patah.</p> <p>Pendekatan ini juga menekankan bahwa narasi pribadi dapat dibentuk kembali melalui refleksi teologis dan komunitas iman, di mana pendekatan naratif memberi ruang bagi individu untuk mengungkapkan serta berbagi pengalaman hidup mereka dalam bentuk cerita. Teologi pribadi berperan sebagai kerangka ilustrasi terhadap pengalaman tersebut. Adapun metode yang digunakan di dalam artikel ini ialah menggunakan metode kualitatif-deskriptif melalui studi pustaka dan pendekatan naratif hermeneutik untuk menunjukkan bagaimana proses penceritaan kembali dapat membentuk ulang identitas rohani seseorang, memfasilitasi pemulihan batin serta mendorong pertumbuhan iman yang lebih mendalam? Hasil dari penelitian ini, diharapkan pendekatan naratif yang berakar pada teologi pribadi mampu memperkuat proses konseling pastoral dalam konteks gereja serta pelayanan masa kini.&nbsp;</p> Yowenus Wenda Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Bajidakka 2025-11-24 2025-11-24 1 1 69 80